Balon Internet Google

Sinyal Internet Kamu Gak Stabil? Ada Helion Si Balon Internet Buatan Urang Bandung yang Akan Membagi Sinyal Wi-Fi Tanpa Harus Khawatir Koneksi Naik Turun!

Internet sudah menjadi kebutuhan dalam era ini. Gak kebayang deh kalo tiba-tiba gak ada internet. Bakalan mati gaya banget. Selain buat nge-game atau chatting sama gebetan, Internet juga menjadi sarana penunjang pekerjaan. Makanya Internet itu bener-bener dibutuhkan banget lah.

Tapi sayang, belum semua wilayah bisa mengakses Internet. Berdasarkan pernyataan Google, di Asia ini hanya 27 persen dari populasi yang bisa tersambung ke Internet. Lebih parah lagi, di Afrika angkanya bahkan hanya 16 persen. Google bahkan memperkirakan hanya satu dari tiga orang di bumi yang memiliki akses ke internet.

Sebuah angka yang bisa dibilang cukup tidak seimbang. Disamping cepatnya akses informasi yang ada didunia sekarang ini, ternyata masih ada banyak kalangan yang bahkan untuk mengakses layanan Internet saja belum bisa. Tapi untuk memeratakan penyebaran akses Internet ini juga tidak segampang yang dibayangkan.

Masalah geografis menjadi masalah yang paling menyulitkan dalam pembangunan infrastrukur. Seperti hutan yang sulit ditembus, gunung, dan pulau-pulau yang terpisah oleh lautan.

Walaupun sekarang sudah banyak profider telekomunikasi yang hadir di Indonesia terutama, tapi ternyata layanan yang mereka berikan belum cukup optimal. Hal ini bisa dilihat dengan masih susahnya sinyal di daerah-daerah pelosok di Indonesia. Sinyal saja masih susah apalagi buat internet.

Kebutuhan internet di era sekarang ini menjadi sebuah kebutuhan yang cukup urgent. Perlu adanya sebuah revolusi dalam pembuatan teknologi untuk bisa menyelesaikan masalah keterbatasan jangkauan jaringan internet. Perlu adanya sebuah teknologi yang bisa mengatasi hal ini supaya internet di Indonesia bisa lebih merata.

Google Loon, teknologi balon internet pertama.

Balon Internet Google
Balon Internet Google via tekno.liputan6.com

Berdasarkan masalah inilah Google akhirnya membuat sebuah teknologi yang dinamakan Google Loon. Dengan balon ini pendistribusikan layanan internet kewilayah terpencil diharapkan akan bisa segera terealisasikan. Masalah geografis yang selama ini menjadi kendala dalam pemerataan jaringan internet diharapkan bisa terpecahkan.

Terobosan ini diapresiasi positif oleh banyak pihak. Google sangat jeli melihat kebutuhan publik yang cukup kesulitan dalam pemerataan jaringan internet dimana letak geografis menjadi kendala utamanya. Melalui teknologi ini, Google akhirnya bisa menjadikan internet bisa dijangkau didaerah pelosok sekalipun.

Balon-balon ini dilengkapi dengan peralatan elektronik bertenaga surya jadi balon ini tidak membutuhkan bahan bakar. Balon ini diterbangkan ke lapisan stratosfer pada ketinggian 20 km atau dua kali ketinggian terbang pesawat, tapi masih berada jauh di bawah jalur orbit satelit.

Dalam proses pendistribusian layanan Internetnya, balon-balon Google ini akan tersambung ke menara internet service provider (ISP) di darat. Sinyal ini kemudian diteruskan ke balon-balon lain yang sama-sama terbang di langit dan berada dalam jangkauan. Nah, sambungan internet ini kemudian dipancarkan oleh tiap-tiap balon ke permukaan bumi secara nirkabel dan bisa ditangkap dengan menggunakan perangkat penerima khusus.

Untuk masalah jangkauannya, Google Loon ini bisa memberikan koneksi internet nirkabel pada area dengan diameter 40 km. Kecepatan transfer datanya pun sudah lumayan cepat, yang setara dengan “koneksi 3G”. Dengan kecepatan ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan internet masyarakat untuk mengakses informasi dengan lebih cepat.

Google Loon
Google Loon via www.technewstoday.com

Balon internet Google ini mengawali kiprahnya pada Juni 2013. Peluncuran itu dinamakan Project NZ atau New Zealand, yang mana melibatkan 50 penguji percontohan dengan 30 armada balon.

Nah pihak Google kabarnya juga bakal meluncurkan balon ini di Indonesia tahun 2016 ini. Tapi belum sempat Google meluncurkan balon internetnya di Indonesia, salah satu start up dari Bandung sudah lebih dulu menciptakan balon internet semacam balon Google ini, yang dinamakan Helion.

Helion, balon internet yang menyerupai Google Loon buatan Start Up Bandung.

Balon Internet Helion
Balon Internet Helion via inet.detik.com

Tidak mau kalah dengan Google, Indonesia juga ingin ikut mengembangkan teknologi serupa. Situasi geografis Indonesia memang sangat menuntut adanya teknologi semacam Google Loon. Tahun 2015 lalu, Menkominfo Rudiantara pernah menyampaikan jika Indonesia juga bakalan memiliki teknologi menyerupai Google Loon. Ternyata tahun ini pernyataan itu dibuktikan.

Helion, sebuah balon WiFi buatan Insitek, sebuah Start Up dari Bandung ini akan diuji coba Jumat, 11 Fabruari. Sang Founder Hagorly M. Hutasuhut menyampaikan bahwa uji coba Helion akan dilaksanakan di Bandung, tepatnya di sekitaran ITB.

Inovasi yang dilakukan oleh Insitek ini membuktikan bahwa Indonesia ternyata mampu menciptakan teknologi mereka sendiri. Dan diharapkan Helion nantinya akan menjawab kebutuhan dalam hal pemerataan jaringan internet di Indonesia.

Agak berbeda dengan teknologi Google Loon, Hagorly selaku Founder Helion menjelaskan bahwa konsep kerja Helion ini seperti BTS terbang yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Untuk koneksinya menggunakan VSAT dan fiber optic sebagai backhaul yang dapat menyebarkan koneksi internet melalui WiFi.

Selain berfungsi sebagai flying BTS, Helion ini juga bisa dimanfaatkan sebagai media advertising saat diterbangkan. Jadi balon yang terbang itu juga bisa memberikan tambahan profit. Tak hanya itu, Helion juga bisa melakukan pemetaan penting lainnya untuk kebutuhan nasional.

Selain itu, Helion juga bisa dimanfaatkan untuk memantau kondisi pertanian, perikanan dan mengetahui pelanggar batas wilayah Indonesia. Termasuk mengetahui daerah rawan bencana karena fitur pencitraan Helion layaknya satelit jarak dekat.

Dengan lahirnya teknologi ini, diharapkan ada banyak masalah yang bisa diselesaikan. Berdasarkan keunggulan yang sudah dijelaskan, Helion diharapkan bisa menjadi salah satu teknologi buatan anak bangsa yang benar-benar bisa dimanfaatkan oleh bangsa ini dengan maksimal.

Menurutnya, balon ini akan diterbangkan dengan ketinggian maksimal 25 meter hingga 50 meter. Secara teori, kata Hagorly, akses internet yang disebarkan balon WiFi ini bisa mencapai satu hingga empat kilometer.

Helion juga dirancang untuk bisa bertahan dalam kecepatan angin beauford 7. Perangkat elektroniknya juga didesain secara terstruktur agar terproteksi ketika hujan. Hal ini menjadikan Helion dalam posisi yang aman dan untuk meminimalisir kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi.

Hagorly menyatakan jika Helion sudah dilirik oleh beberapa investor lokal untuk dikembangkan. Namun dia enggan untuk membeberkan siapa investor lokal yang akan mendanai usahanya itu. Dia masih menyimpan hal ini sampai para investor ini sudah positif melakukan investasi.

Beberapa media menyampaikan bahwa Helion ini akan menjadi tandingan dari Google Loon. Tapi Hagorly menyatakan bahwa Helion gak mau ditanding-tandinkan dengan Google Loon. Dia gak pengen seperti itu.

Tuh kan, orang Indonesia itu kreatif-kreatif lagi. Jangan cuma menghujat Indonesia, mendingan berkarya saja kaya pembuat Helion ini.

Mari kita tunggu saja hasil uji cobanya nanti. Semoga teknologi ini bisa dikembangkan dan segera diaplikasikan untuk memeratakan akses internet kepedalaman Indonesia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four × 3 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.