filosofi jendela

5 Filosofi Jendela yang Tak Pernah Kita Duga Sebelumnya

Filosofi jendela. Hati mungkin menjadi bagian terpenting bagi setiap manusia. Hati mampu mempermainkan segala perasaan manusia. Mengelelola perasaan mungkin menjadi salah satu hal tersulit bagi kamu, apalagi jika kamu tipe orang yang baper-an. Kadang kamu bisa melambung tinggi karena kata-kata serta perlakuan manis orang-orang di sekitarmu.

Kadang kamu bisa sampai menangis merana bak romeo yang ditinggalkan juliet hanya karena perkataan buruk yang sebenarnya tidak perlu kamu dengarkan. Kadang kamu juga mulai bosan karena hidupmu yang gini-gini aja. Kadang pula kamu selalu menginkan hal yang sebenarnya tidak kamu butuhkan hingga lupa mensyukuri apa yang kamu miliki.

Mengelola hati tidak serumit yang selama ini kamu fikirkan. Mengelola hati itu semudah membuka tutup jendela rumah. Semudah memahami filosofi jendela. Penasran? Yuk, baca sampai selesai!

1. Filosofi Jendela: Buka Selebar Mungkin Jendela Untuk Melihat Indahnya Dunia Luar

filosofi jendela

Jendela menjadi jembatan pembatas antara suasana rumah dengan keadaan di luar rumah. Ketika pagi yang cerah tiba, bukalah selebar-lebarnya jendela. Nikmatilah hembusan angin yang menerpa wajahmu, resapi aroma embun pagi, dan rasakan harapan baru akan masa depan yang cerah. Biarkan semua suasana indah itu menggantikan malam yang telah menghilang.

Begitu pula dengan hatimu. Saatnya kamu membuka hatimu selebar-lebarnya untuk menikmati keindahan dunia luar. Ambil sebanyak mungkin kesempatan untuk melihat dunia luar. Jangan hanya terpaku dengan zona nyaman di dalam rumah. Jangan hanya terpaku dengan lingkaran sosial yang itu-itu saja.

Jika kamu terlalu nyaman dengan keadaan ‘rumah’, maka selamaya kamu akan ‘stuck’ di rumahmu. Buka hatimu, buka kesempatan baru, dan nikmati indahnya dunia luar!

2. Tutup Sedikit Jendelanya Jika Kamu Merasa Angin Menerpa Terlalu Kencang

filosofi jendela

Hempasan angin memang terasa sejuk. Angin ibarat harapan baru bagi kehidupan tiap tumbuhan. Angin membantu proses penyerbukan tiap tumbuhan. Angin membantu tumbuhan tetap hidup. Kini kita ibaratkan angin sebagai perlakuan manis orang-orang di sekitar kita. Jika angin yang melewati jendela berhembus sewajarnya maka rumah akan terasa sejuk.

Lalu bagaimana jika angin terlalu kencang? Tentu angin akan membawa kotoran turut serta masuk ke dalam rumah. Mungkin saja angin yang terlalu kencang juga akan memporak-porandakan seisi rumah, bukan? Ketika terlalu banyak ‘kesejukan’ yang menghampirimu, tidak ada salahnya jika kamu menutup hati.

Terkadang kamu terlalu mengambil hati setiap perlakuan manis yang diberikan kepada kamu padahal belum tentu perlakuan manis itu benar-benar tulus. Siapa yang tahu jika perlakuan manis itu hanya angin kencang yang berniat membawa kotoran ke dalam rumahmu?

3. Tutup Jendelanya Jika Malam Mulai Menjelang

filosofi jendela

Jika malam menjelang apakah kamu akan tetap membiarkan jendela tetap terbuka? Kamu tentu saja akan menutupnya. Bukan hanya karena menghindari serangan nyamuk, tentunya kamu tidak ingin melihat kegelapan malam, kan? Seperti itulah kamu harus memperlakukan hatimu.

Terkadang kamu harus menutup hatimu dari kesedihan orang-orang di sekitarmu. Bukan berarti kamu tidak peduli pada orang-orang di sekitarmu, tapi kamu juga berhak melindungi dirimu sendiri. Jangan sampai kamu baper hingga turut kehilangan arah.

4. Tutup Rapat Jendela Saat Badai Menyerang

filosofi jendela

Apa yang akan kamu lakukan jika tiba-tiba badai menyerang rumahmu? Apakah kamu akan mebiarkan jendela rumahmu terbuka lebar? Tentu tidak, kan? Kamu akan segera menutup seluruh jendela tanpa terkecuali untuk melindungi dirimu beserta rumahmu. Tutuplah hatimu serapat kamu menutup jendela saat berbagai hujatan yang merendahkanmu mulai menerpa dirimu.

Bukan hal yang asing kalau sebagian orang saling serang demi kepentingan mereka. Saat seperti inilah kamu perlu menutup hatimu rapat-rapat. Jangan sampai badai merusak rumahmu yang telah susah payah kamu bangun. Jangan sampai perbuatan buruk orang lain turut merusak dirimu.

5. Sesekali Tetap Buka Jendela Untuk Melihat Hujan Deras

filosofi jendela

Bukalah jendela rumahmu ketika hujan deras menerpa. Hujan deras dibalik jendela membasahi apapun yang berada di luar rumah. Bayangkan saja jika kamu berada diluar. Pasti tubuhmu sudah basah kuyub. Kamu akan menggigil kedinginan atau bahkan merasakan kesakitan karena banyaknya air yang menerpa tubuhmu.

Seperti inilah caranya kamu mensyukuri hidup. Buka hatimu untuk melihat pernderitaan jika seandainya kamu kehilangan hal-hal disekitarmu saat ini seperti saat kamu kehilangan rumah ketika hujan tiba.

Nah itu dia tadi filosofi jendela yang patut kita teladani maknaya. Semoga bermanfaat ya!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

seven + 18 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.