Filosofi Payung

3 Filosofi Payung, Si Peneduh Hari yang Tanpa Lelah Menemani

Dalam artikel ini, kami tidak akan membahas panjang lebar tentang asal muasal payung, siapa penemunya, atau merek paying mana yang paling apik. Ya, di artikel singkat ini kami akan membahas sedikit tentang filosofi payung, si peneduh hari.

Dari segi rangka, bentuk payung umumnya memiliki sebuah gagang (tiang) ditengah yang ukuranya agak lebih besar. Kemudian terdapat beberapa buah gagang penyangga kecil yang berada di atasnya, serta kain yang menyelubungi bangian atap payung.

Walaupun mereka memiliki fungsi yng saling berkaitan untuk dijadikan peneduh bagi penggunanya, ternyata mereka memiliki filosofi yang cukup menarik. Seperti apa ya kira-kira ulasanya? Daripada penasaran, yuk langsung kita simak artikel kami berikut ini.

1. Gagang (tiang) Besar

Filosofi Payung
Filosofi Payung via twitter.com

Gagang besar adalah analogi yang bersifat istimewa dari sebuah ilmu pengetahuan yang merupakan sebuah bagian eksplisit dari awal mula mengapa kenapa gagang besar tersebut dapat disebut payung. Selain membawa ciri khas tersendiri, gagang payung tersebut juga berfungsi untuk menjadi sandaran pokok bagi payung untuk dibawa penggunanya.

Maknanya, setiap benda memang sudah ditakdirkan memiliki kekhasan atau keistimewaanya tersendiri. Kekhasan tadi dapat dipakai untuk tonggak dan pegangan dalam rangka mempelajari sebuah ilmu pengetahuan. Dengan gagang (tiang) yang berada di tengah payung, payung akan tetap bisa disebut sebagai payung.

2. Gagang (tiang) Kecil

Filosofi Payung
Filosofi Payung via wallpaperscraft.com

Muatan filosofis selanjutnya yang akan kami ulas adalah gagang kecil payung. Gagang ini akan menopang gagang besar tadi yang menjadi tonggak berdirinya si payung. Gagang kecil ini memiliki fungsi mengepakkan bagian atas payung hingga dapat memperlihatkan fungsi payung dengan semestinya.

Makna gagang kecil ini secara filosofis adalah, sebagai ilmu pendukung atau cabang yang lebih dalam dari induk ilmu. Cabang ilmu yang lebih dalam ini tentunya memudahkan manusia untuk menemukan pemecahan atas permasalahan yang ia temukan dalam kehidupanya.

3. Kain Penutup Payung

Filosofi Payung
Filosofi Payung via hdwallpapersrocks.com

Filosofi payung erakhir adalah penutup payung. Menurut kami, penutup payung ini memiliki artian filosofi regulasi atau peraturan. Tanpa kain penutup yang menutupi bagian rangka atas payung, payung tak akan memiliki fungsi apapun. Bila cuaca sedang hujan, pemilik payung akan tetap kebasahan oleh air hujan.

Hal ini sejalan dengan ilmu pengetahuan. Bila tanpa regulasi, ilmu pengetahuan tak akan mampu berfungsi dengan baik. Regulasi tadi dimaksudkan untuk melindungi atau mengekslusifkan diri ilmu pengetahuan agar nantinya aplikasi ilmu tersebut bisa dipegang oleh ahlinya dalam dunia pekerjaan.

Misalnya pada dunia Psikologi. Psikologi sendiri jelas memiliki keistimewaan ilmu (gagang besar dalam payung) dan juga ilmu pendukung (gagang kecil dalam payung) yang mendukung bidang ilmu ini. Selain itu, ia juga memiliki regulasi (kain penutup dalam payung) yang jelas dalam hal praktiknya. Oleh karenanya, tidak sembarang orang bisa menjadi seorang psikolog.

Pada akhirnya, ketiga aspek filosofi dalam payung tersebut bisa memberikan kita sebuah pelajaran yang bermakna. Yakni, sebuah ilmu pengetahuan sudah harusnya memiliki bidang ilmu khas yang dapat membedakan ciri ilmu tersebut dari ilmu lainnya. Selain itu, harus pula dilengkapi dengan cabangan ilmu yang berperan sebagai pendukung bidang keilmuan dengan porsi tepat, dan regulasi jelas.

Oke gaes, itulah tadi artikel singkat kami tentang filosofi payung, si peneduh hari. Semoga kamu bisa memetik hikmah dari artikel filosofi yang kami postingkan hari ini ya. See you next post!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

sixteen + sixteen =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.